CINTA SEORANG PANGERAN

Janji Alena Kepada Nizam



Janji Alena Kepada Nizam

Alena dan Nizam menggunakan mobil yang sama, mereka naik mobil dengan kap terbuka karena setelah iring – iringan mobil ambulan tidak ada, masyarakat berderet di tepi jalan ingin menyaksikan kedatangan Pangeran Putra Mahkota dan Putri Alena bersama dua putra kembarnya. Mobil mereka berjalan setelan mobil Pangeran Thalal pergi terlebih dahulu karena luka dari Pangeran Thalal yang membutuhkan perawatan lebih intensif dari tim medis     

Alena menggendong Pangeran Axel dan Nizam menggendong Putri Alexa. Dulu Alena masih ingat bagaimana dia waktu pertama kali datang ke Azura. Kedatangannya penuh dengan hujatan orang – orang yang tidak menyetujui hubungan antara Nizam dan Alena. Alena dianggap tidak pantas untuk Pangeran Putra Mahkota mereka sehingga waktu itu Ia sampai dilempar oleh alas kaki dan Nizam menghalangi Alena dengan punggungnya.     

Tetapi kini Alena begitu terharu melihat Ia disambut dengan meriah. Potongan bunga – bunga mawar dilemparkan oleh mereka ke arah mobil yang melaju. Kilatan blizt dari kamera berkali – kali menyambar wajah mereka. Beberapa berteriak memberikan salam dan mendoakan panjang umur kepada Nizam, Alena dan dua orang anak mereka.     

Nizam meminta Alena untuk mengangkat tangannya membalas lambaian tangan para masyarakat yang ingin menyaksikan dan menyapa kehadiran mereka. Walaupun Alena saat ini dalam kondisi tidak sempurna dalam penampilan karena mereka habis bertempur tetapi kecantikan alami Alena memancar dengan begitu sempurna. Padahal tadi dia begitu minder melihat kecantikan Putri Kumari. Putri Kumari tampil dengan begitu cantik sementara dia tampil seadanya.     

"Nizam, Aku sangat terharu melihat mereka menyambutku begitu bersemangat" Kata Alena sambil terus tersenyum melambaikan tangannya.     

"Kecantikanmu begitu sempurna, kau selalu tidak pernah gagal dimanapun berada" Kata Nizam sambil sesekali memandang istrinya yang duduk di sampingnya dengan pandangan penuh cinta.     

"Cantikan mana, aku apa putri Kumari ?" kata Alena tiba – tiba. Ia bertanya dengan suara pelan tapi menusuk sekali. Sungguh Alena wajah yang sedang tersenyum itu sekarang bagi Nizam menjadi seperti wajah Rahwana saat memperlihatkan sepuluh wajahnya. Sungguh menakutkan dan membuat hatinya bergetar.     

Pertanyaan Alena sungguh sangat sederhana, Ia hanya bertanya cantik mana dia dibandingkan dengan putri Kumari. Tapi dihati Nizam pertanyaan itu sangat sulit dijawab. Jika seorang wanita bertanya hal seperti maka jawaban apapun yang akan dikeluarkan hasilnya adalah suatu kesalahan.     

Kalau Nizam menjawab lebih cantik Alena maka Alena pasti akan menuduhnya berbohong karena memang secara fisik untuk saat ini Putri Kumari tampil lebih germerlap dari Alena. Dengan fostur tubuh yang tinggi ramping dan berisi dengan dada yang besar membusung serta pinggul yang sangat menarik perhatian siapapun yang memandangnya. Selain itu Putri Kumari memakai riasan lengkap dengan pakaian yang sangat indah, jadi memang benar Putri Kumari teramat sangat cantik.     

Tetapi bukan berarti Alena kalah cantik, dengan wajah letih dan rambut sedikit acak – acakan di mata Nizam sebenarnya Alena jauh lebih cantik. Tetapi ya itu tadi kalau Nizam mengatakan itu Alena tidak akan percaya. Dan akan bertambah celaka lagi kalau Nizam berkata bahwa Putri Kumari lebih cantik. Alena pasti akan lebih mengamuk lagi.     

Jadi akhirnya Nizam pura – pura sibuk melambaikan tangannya ke arah masyarakat yang berjajar rapih. Nizam tersenyum kesana sini membuat masyarakat tampak sangat bahagia. Bertahun – tahun Nizam menjadi putra mahkota tidak pernah sedikitpun masyarakat bisa menyaksikan Nizam sedekat ini. Nizam tidak pernah naik mobil dengan kap terbuka apalagi sambil melambaikan tangan dan tersenyum manis.     

Nizam selalu menggunakan mobil tertutup dan tanpa iring – iringan mobil pengawal. Bahkan kebanyakan tidak tahu kalau di dalam mobil itu ada pangeran putra Mahkota. Nizam sangat tertutup. Masyarakat lebih banyak tahu wajah dan tingkah Pangeran Thalal yang memang sering show up ketampanannya di manapun Ia berada.     

Tetapi kini suatu keberkahan bagi mereka karena Nizam kini lebih terbuka dan memamerkan senyum manisnya dan masyarakat kini tahu betapa tampannya putra mahkota mereka. Dulu mereka mengira kalau putra mahkota mereka berwajah jelek dan menakutkan efek dari tertutupnya Nizam. Nizam menekankan semua flatform berita untuk tidak mengambil wajahnya dari dekat. Jika sampai ada wajah Nizam terpampang maka perusahaan berita itu langsung di tutup. Hal ini Nizam lakukan karena dia memang tidak ingin privacynya terganggu selama kuliah di luar negeri. Ia hanya ingin dikenal sebagai manusia biasa dan bukan sebagai pangeran yang dihormati oleh semua orang apalagi sampai di istimewakan.     

Melihat suaminya yang pura – pura tidak mendengarnya dan malah sibuk pamer senyum manis dan wajah tampannya. Alena jadi kesal maka kakinya lalu menginjak kaki Nizam hingga Nizam menjadi meringis.     

"Apa Sih Alena, Kau ini kenapa ?" Nizam berbisik ke telinga istrinya.     

"Jawab pertanyaanku ! Jangan pura – pura tuli" Kata Alena sedikit sewot karena Nizam yang kelihatan sekali berpura – pura tidak mendengar pertanyaannya.     

"Pertanyaan yang mana ? maaf Aku tidak mendengarnya. Aku sedang konsentrasi menyapa masyarakat" Kata Nizam sambil terus tersenyum. Para gadis yang kebetulan pas sekali berada dekat dengan mobil Nizam langsung memekik tertahan melihat betapa tampannya Nizam.     

"Cantik mana Aku sama Putri Kumari ?" Alena akhirnya mengalah dengan mengucapkan lagi pertanyaannya.     

"Mengapa Kau bertanya seperti itu. Di mataku Kau lebih cantik, Kau jauh lebih cantik dari siapapun" Kata Nizam sambil tersenyum ke arah istrinya. Dan sesuai dengan apa yang Nizam perkirakan, Alena menjawab dengan perkataan kalau Nizam berbohong.     

"Kau jelas berbohong " Kata Alena cemberut dan membuang muka.     

"Jangan cemberut ! Kau ingin wajahmu yang sedang cemberut itu tersebar di internet sekarang juga" Kata Nizam kepada istrinya dan itu sungguh manjur karena Alena langsung mengubah wajah cemberutnya menjadi ceria kembali. Ia tidak ingin yang tersebar di internet atau koran atau majalah adalah wajah yang sedang cemberut.     

"Aku berkata yang sebenarnya" Kata Nizam meyakinkan istrinya. Memang benar kalau Putri Kumari secara fisik dia sekarang terlihat jauh lebih cantik dari Alena tetapi Nizam sangat mencintai Alena dan itu sudah menjadi alasana cukup bahwa Alena akang terlihat selalu cantik dimatanya dibandingkan dengan wanita manapun.     

"Semua orang tahu kalau Putri Kumari pasti lebih cantik dariku " Kata Alena dengan hati yang sedih. Ia merasa akan banyak bersaing dengan istri Nizam yang cantik - cantik.     

"Mengapa Kau lebih perduli dengan orang lain dibandingkan dengan suamimu sendiri,. Jangan perdulikan dengan perkataan orang lain. Walaupun memang benar ada wanita yang lebih cantik darimu. Apa perduliku ? Karena di mataku Kau akan tetap menjadi yang tercantik. Ibu dari anak – anakku akan selalu menjadi ratu dihatiku dan kecantikannya akan semakin memancar kuat karena rasa cintamu kepadaku dan rasa cintaku kepadamu" Kata Nizam membuat Alena terbelalak.     

"Ah.. Nizam is so sweet " Kata Alena sambil berbinar – binar. Nizam meliriknya dengan tersenyum dan berkata,     

"Ingat kau masih punya utang kepadaku " Kata Nizam kepada istrinya. Alena mengerutkan keningnya,     

"Hutang apaan ? Perasaan Aku tidak punya utang ke siapapun" Kata Alena sambil mengingat – ngingat dengan keras. Mengapa Ia berhutang kepada Nizam dan hutang berupa apa ?     

"Kau janji akan merangkak di kakiku kalau Aku bisa membawa kalian selamat sampai ke Azura" Nizam berbisik membuat wajah Alena menjadi merah padam. Ia langsung teringat tentang janjinya itu kepada Nizam.     

"Aku hanya asal bicara waktu itu. Jangan diambil hati" Kata Alena mencoba mengelak dari janjinya.     

"Janji adalah janji. Kau tidak boleh mengingkarinya" Kata Nizam dengan tajam     

"Tidak ! Waktu itu Aku sedang panik jadi wajar saja Aku bicara seperti itu" kata Alena tetap mengelak.     

"Kau ini calon ratu Azura. Bagaimana bisa kau bertingkah seperti itu. Mengingkari janji yang sudah kau ucapkan" Kata Nizam. Alena jadi sewot,     

"Ya sudah.. Akan Aku tepati. Aku akan merangkak di kakimu. Kau puas ? " kata Alena sambil memasang wajah galak.     

"Eits.. kau harus tetap tersenyum. Tidak boleh cemberut seperti itu! " Kata Nizam membuat Alena jadi tersenyum lagi sambil matanya mendelik.     

"Senyum.. senyum..senyum.." Kata Nizam sambil menahan tawa melihat Alena memasang wajah tersenyum dengan hati tidak ikhlas.     

"Aaargh...." Alena menggerutu dalam hatinya.     

***     

Jangan lupa, koin, PS dan komennya. Terima kasih sudah setia membaca novel ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.