CINTA SEORANG PANGERAN

Kegilaan Nizam Terhadap Alena



Kegilaan Nizam Terhadap Alena

Nizam mengusap –ngusap dagunya oleh telapak tangannya. Rokoknya sudah lama habis dan Ia tidak berniat merokok lagi. Pikiran Nizam masih mencerna perkataan dari Cynthia. Kali ini Ia mengakui kalau pemikirannya tidak sedalam pemikiran Cynthia kalau tentang kondisi wanita. Nizam harus berupaya menyelidiki kemungkinan benar atau tidaknya dari perkataan Cynthia.     

"Aku harus menyelidikinya.. " Kata Nizam     

"Biarkan Aku yang mencari tahu " Cynthia menawarkan jasanya. Nizam mengerutkan keningnya.     

"Bukankah kau berjanji akan menjadikan Aku guru Bahasa Inggris para Putri. Jadi Aku akan masuk ke dalam kamarnya dan mencoba mengajaknya untuk menjadi muridku " Kata Cynthia.     

"Oh..ok Aku mengerti. Kalau seandainya memang benar dia seperti apa yang kau katakan. Apa yang akan kau lakukan kepadanya ? Karena walau bagaimanapun Aku akan tetap menikahinya baik dia berlaku jujur ataupun tidak. "     

"Aku tahu hal itu. Karena ini semua tentang jasa Pangeran Abbash kepadamu. Nah Aku akan melakukan sesuatu agar yang membatalkan pernikahanmu itu adalah Pangeran Abbash sendiri jadi kau tidak akan merasa bersalah walaupun pernikahan ini tidak terjadi"     

Mata Nizam membulat, " Sungguhkah ? Kau benar – benar secerdik kancil " Kata Nizam sambil tertawa.     

"Aku akan melakukan apa saja agar Kau tetap menjadi milik Alena seutuhnya " Kata Cynthia dengan mata berbinar – binar.     

"Istriku sungguh beruntung memilikimu sebagai sahabatnya.." Kata Nizam.     

"Ya... mungkin saja. Tapi sayangnya Alena sekarang sedang berbahagia bersama sahabat barunya"     

"Apa kau merasa cemburu terhadap putri Kumari ?" Kata Nizam kepada Cynthia. Tetapi Cynthia malah tertawa.     

"Emas akan tetap menjadi emas walaupun Ia dibungkus oleh besi dan besi akan tetap menjadi besi walaupun Ia dibungkus oleh emas. Sebaik apapun orang kalau niatnya tidak tulus maka ketidak tulusannya itu akan tetap nampak. Jadi kalau seadainya dugaanku tentang putri kumari benar maka lambat laun Alena akan melihat kalau Putri Kumari bukanlah orang yang baik " Kata Cynthia.     

Nizam menganggukan kepalanya menyetujui perkataan Cynthia. Tetapi Nizam masih penasaran dengan Putri Kumari.     

"Lalu bagaimana seandainya Putri Kumari adalah orang baik ? Dan Alena menggeser kedudukanmu sebagai sahabatnya oleh Putri Kumari " Kata Nizam seakan ingin menguji kesetiaan Cynthia kepada Alena.     

"Aku tidak munafik. Mungkin Aku akan sangat sedih tetapi jika memang Putri Kumari mendatangkan kebahagiaan terhadap Alena maka Aku juga pasti berbahagia. Tetapi yang Aku khawatirkan jika memang benar Putri Kumari orang baik adalah dirimu sendiri ' kata Cynthia sambil tersenyum.     

"AKU ?? mengapa Aku harus khawatir jika Putri Kumari orang baik karena itu adalah sesuatu yang baik " Kata Nizam kepada Cynthia sambil mengangkat bahunya dengan gaya lucu.     

"Kalau memang Putri Kumari baik dan kemudaian bersahabat dengannnya maka jangan harap kau dapat menendang Putri Kumari dari dalam harem. Aku malah yakin Alena akan memaksamu untuk menyentuh Putri Kumari "     

" Ya Tuhan.. Cynthia. Sungguh mengerikan analisamu " Kata Nizam sambil nyengir karena apa yang dikatakan Cynthia sangat mungkin terjadi. Siapa yang tidak mengenal kepolosan dan kebaikan istrinya. Yang karena kebaikannya itu berulang kali Alena hampir celaka. Nizam masih ingat bagaimana Ia melindungi Edward saat dipukuli olehnya.     

Alena berani menentangnya untu melindung Edward hingga membuat Nizam mengamuk dan memperkosa Alena di dalam mobil. Dan bagaimana Ia hendak mengadopsi anaknya Sisca padahal jelas – jelas Sisca mencelakainya. Istrinya memang luar biasa baik.     

"Aku hanya berharap kalau Alena tidak menganggapku sebagai barang miliknya yang akan digilirkan ke orang lain hanya untuk menyenangkan orang lain " Kata Nizam dan itu malah membuat Cynthia tertawa terkehkeh – kehkeh. Ia merasa perkataan Nizam sangat lucu.     

Nizam malah berdiri sambil bersungut – sungut, "Itulah dirimu yang sebenarnya Cynthia. Kau selalu senang kalau melihat Aku menderita. Kau sangat pilih kasih terhadapku dan Alena " Kata Nizam sambil cemberut dan pergi meninggalkan Cynthia yang masih tertawa terpingkal – pingkal. Ia tidak dapat menahan tawanya mendengar perkataan Nizam. Bagaimana bisa badan segede gorila itu merasa menjadi barang bagi Alena yagn badannya begitu mungil.      

Tetapi sebenarnya Nizam tidak benar – benar marah karena Ia sendiri tersenyum lucu menyadari perkataannya sendiri yang memang sangat lucu. Ketika Nizam hendak kembali ke lapangan di tengah taman itu. Ia melihat Alena sedang berjalan sambil celingukan. Kelihatannya Ia mencari Cynthia yang lama tidak kembali. Nizam jadi berbahagia melihat Alena datang sendiri.      

Maka dengan sekali gerakan Ia menarik tangan mungil Alena dan menyentakkan tubuhnya ke dalam pelukannya. Mata Alena melotot dan hampir menjerit kaget karena ada orang yang tiba �� tiba menarik tangannya dan kemudian menghimpit tubuhnya ke sebuah pohon apel yang sedang berbuah lebat. Ia baru tahu itu adalah Nizam ketika orang itu tanpa tahu malu langsung menghujamkan ciuman ke bibirnya yang sedikit tebal itu.     

Alena berusaha menolak tetapi semakin Ia melakukan gerakan menolak, Nizam semakin kuat menghimpitnya. Lidah Nizam membuka paksa mulut itu agar terbuka dan membiarkan Nizam memasukan lidahnya. Dan Alena memang kemudian membuka lidahnya hingga kemudian Nizam leluasa melumat bibir itu dengan buas.     

Nizam merasakan kedamaian yang luar biasa saat mencium Alena. Ia sampai memejamkan matanya menikmati manisnya bibir Alena. Dan Alena hanya melotot dengan panik. Apalagi sambil mencium tangan Nizam kemudian merayap kemana – mana. Tangan besar itu bahkan hinggap di dadanya yang terlihat sebelah karena memang potongan gaun itu rendah dibagaian dada.     

Alena tampak menegang dan meronta semakin ingin melepaskan diri dari serbuan Nizam.Nizam malah memelintirkan tangannya. Alena jadi merasa seluruh darahnya naik ke atas kepala. Tubuhnya menegang dengan hebat. Mata Alena beriak gelisah. Bagaimana bisa Nizam begitu lepas kendali padahal Ia tidak sendiri. Bukankah Ia sedang berjalan dengan Putri Kumari dan berdua mencari keberadaan Cynthia.     

Bagaimana bisa Alena menikmati perlakuan Nizam yang begitu membabi buta mencium dan meremas kalau Putri Kumari melihat semua adegan ini. Alena berusah hendak memberitahu Nizam tetapi Nizam membekap mulutnya. Ia sungguh tidak berdaya melawan kekuatan tenaga Nizam Apalagi kemudian dengan menyeringai Nizam tiba – tiba merobek pita yang mengikat pinggangnya dan kemudian menutup mulut Alena dengan pita itu. Lalu Ia juga merobek Ujung pita itu lalu membagi dua dan mengikat tangan Alena juga.     

Alena menggelengkan kepalanya dengan panik ketika Nizam menatapnya sambil tersenyum, "Aku tutup mulutmu agar Kau tidak berteriak.." Kata Nizam sambil kemudian menarik gaun Alena bagian atas agar melorot ke bawah. Nizam pasti kalau di dalam Harem tidak ada laki - laki seorangpun termasuk para kasim yang sudah digantikan oleh pengawal wanita. Sayangnya Nizam tidak tahu kalau ada Putri Kumari di belakang mereka.     

"Oh it's so beautiful Alena.. " Kata Nizam sambil langsung berlutut agar Nizam memiliki posisi yang pas untuk membenamkan wajahnya ke dada Alena. Ketika Nizam berlutut maka pandangan Alena yang tadinya terhalang badan Nizam kini langsung berhadapan langsung dengan Putri Kumari yang sedang menatapnya terpaku.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.