CINTA SEORANG PANGERAN

Membungkam Putri Nadia



Membungkam Putri Nadia

Tidak sedikitpun tampak ketegangan di wajah Putri Kumari. Sebagai putri Sulung dari kerajaannya Ia sama sekali tidak takut menghadapi apapun termasuk tekanan dari para putri terlebih tekanan dari Nizam. Bagi dirinya semakin Nizam bertingkah terhadapnya Ia semakin senang.     

Bukankah antara benci dan cinta perbedaannya sangat tipis. Dari benci bisa jadi cinta dari cinta bisa jadi benci. Itu adalah hal biasa sejak zaman dahulu kala. Putri Kumari lebih senang Nizam membencinya daripada Ia sama sekali tidak mendapatkan perhatian Nizam.     

Ia adalah putri yang tidak memiliki kaitan emosional dengan Nizam seperti Putri Rheina, Putri Mira dan Putri Alycia. Dan dari berita yang Ia cari tahu, Nizam bukan termasuk pria yang mudah ditaklukan dan bukan pria yang mudah jatuh cinta. Walaupun Nizam bukan pria yang mudah jatuh cinta tetapi sekali jatuh cinta Ia akan setia selamanya. Dan ini menjadi tantangan bagi dirinya.     

Sebagai seseorang yang dikarunai otak yang pintar dan sangat suka mempelajari sesuatu, Putri kumari merasa ini adalah tantangan terbesar dalam hidupnya. Ia ingin menjadi ratu dan memerintah seluruh kerajaan Aliansi bersama Nizam. Ia tidak perduli Nizam akan mencintai siapa dan akan memiliki istri seberapa banyak. Baginya dia akan sangat puas jika Nizam menyentuh tubuhnya. memberikan dia anak dan memberikan kedudukan no satu dikerajaan.     

Putri Kumari berjanji dalam hatinya Ia tidak akan menciptakan kekacauan dan akan menjadi istri Nizam yang baik termasuk akan menjaga Alena dengan sungguh - sungguh. Karena apa yang dikatakannnya adalah benar, Ia ingin Nizam bahagia bersama Alena. Putri Kumari tidak meminta banyak, Ia hanya ingin bersama Nizam dan diam disisinya selama hidupnya.     

Jadi tantangan yang diberikan Nizam, Ia anggap sebagai suatu ujian yang harus Ia jalani. Ia sudah melihat bagaimana ganasnya Nizam dalam bercinta. Ia sangat menikmati adegan Nizam menyentuh Alena. Ia ingin Nizam melakukan itu kepadanya. Ia ingin Nizam menyentuhnya dengan kuat dan menghujaminya dengan tubuh Nizam yang paling sensitif. Ia ingin mengeksplorenya dengan mulutnya. Ia ingin mengerang dengan kuat sebagaimana Alena mengerang. Ia juga ingin Nizam berteriak menyebut namanya saat Ia mencapai puncaknya.     

"Yang Mulia Pangeran Nizam adalah Putra Mahkota kerajaan Azura yang begitu hebat. Ada tanggung jawab besar yang akan dipikul oleh Yang Mulia Pangeran Nizam. Apalah kita ini dibandingkan dengan tanggung jawab yang begitu besar. Kita hanyalah para wanita Yang Mulia yang ditakdirkan untuk mewujudkan cita - cita besar bangsa Azura.     

Tidak seharusnya keinginan kita yang merupakan bentuk dari kenaifan kita sebagai manusia yang dipenuhi oleh keinginan kotor sampai harus membuat Azura kehilangan cita - citanya yang agung. Apakah kalian semua mengerti apa yang Aku ucapkan ?" Kata Putri Kumari penuh semangat.     

Wajah para putri yang terbengong - bengong karena tidak memahami apa yang sedang diucapkan oleh Putri Kumari membuat Cynthia tidak dapat menahan tawanya sehingga Ia kemudian berbalik dan bersembunyi dibalik pohon kurma lalu tertawa sambil menelengkupkan wajahnya di batang pohon itu. Ia menahan agar tawanya tidak tersembur.     

Para wanita di kerajaan Aliansi jarang ada yang mendapatkan pendidikan formal tinggi. Mereka hanya mempelajari keterampilan wanita dan cara menyenangkan para suami, mengatur urusan keluarga dan bahkan mereka tidak banyak menguasai bahasa asing. Jadi apa yang diucapkan oleh Putri Kumari jelas membuat mereka kebingungan tetapi mau bertanya juga malu. Hingga akhirnya mereka hanya menangkap intinya saja yaitu Kerajaan Azura memiliki cita - cita besar. Jadi mereka bertepuk tangan dan menyetujui perkataan Putri Kumari.     

"BAGUS!! Aku percaya kalian memang bukan orang yang bodoh. Jadi kalau Aku meminta kalian berkorban demi memberikan ketenangan untuk Yang Mulia Nizam agar Yang Mulia bisa berpikir leluasa dan mengurus kerajaan dengan semaksimal mungkin. Kalian tidak akan keberatan bukan ?" kata Putri Kumari lagi.     

"Tidak !! Tentu saja kami tidak keberatan !! " Para Putri itu tampak sudah termakan oleh perkataan Putri Kumari. Mereka menganggukan kepalanya dengan mata berbinar - binar. Mereka tampak semangat dengan perkataan Putri Kumari.     

"Baiklah ! Aku sudah berpikir keras tentang ini. Dan Aku percaya Yang Mulia Ratu Sabrina tidak akan marah dengan perubahan ini. Kalaupun tadi Yang Mulia Ratu Sabrina tampak marah. Itu karena Yang Mulia sangat menghargai kalian. Tetapi kelihatannya kalian menyetujui apapun keputusannya jika memang itu untuk kebaikan Kerajaan Azura. Benarkah demikian ?" Kata Putri Kumari dengan penuh semangat.     

"Benar ! Kami akan lakukan apa saja untuk kebesaran kerajaan Azura dan menyenangkan hati Yang Mulia Pangeran Nizam ' Kata para putri itu hampir bersamaan. Satu sama lain tampak saling mengiyakan karena apa yang dikatakan oleh Putri Kumari adalah benar.     

"Aku akan merubah peraturan pembagian para putri menjadi sepert ini tiga hari untuk putri Alena, satu hari untuk para istri yang lain dan tiga hari untuk para selir yang lain ?" Kata Putri Kumari disambut dengan kerutan kening para putri yang tidak setuju dengan perkataan Putri Kumari tetapi mereka tidak berdaya karena sudah terlanjur menyetujui perkataan Putri Kumari.     

Putri Rheina dan teman - temannya lansung mengumpat dalam hati, Mereka sangat marah dengan perubahan aturan ini tetapi mereka juga tidak ingin dianggap sebagai wanita yang tidak memiliki keinginan untuk menjadikan kerajaan Azura menjadi kerajaan besar. Hanya Putri Nadia yang lantas mengangkat tangannya dengan penuh keberanian.     

" Tetapi mengapa menjadi seperti ini ? Ini adalah pengaturan pergiliran yang tidak adil ! " Kata Putri Nadia dengan suara keras.     

"Dari sudut pandang mana kau mengatakan ini tidak adil ? " Kata Putri Kumari sambil tetap tersenyum. Putri Nadia langsung terdiam. Ia sendiri bukan termasuk putri bodoh. Ia banyak membaca literasi tentang apa saja walaupun Ia belum pernah ke luar negeri dan hanya mendapatkan pendidikan di dalam istana. Ia tahu kalau Putri Kumari sedang mencoba membodohi mereka semua.     

Putri Nadia tahu kalau Putri Kumari sedang memperjuangkan nasibnya sendiri dan kemungkinan Ia sedang mencari muka di hadapan Nizam karena dia memang tidak tahu apa permasalahan sebenarnya.     

"Ini bukan tentang sudut pandang siapa ? Ini tentang keadilan yang dimata semua orang adalah sama " Kata Putri Nadia tetap tidak mau mengalah. Bagaimana Ia bisa bersama Nizam dan memiliki anak darinya kalau pergiliran para selir di kurangi satu hari. Persaiangan akan menjadi sangat ketat dan para selir akan mendapatkan giliran delapan bulan sekali. Ini sangat mustahil untuk dilakukan.     

"Tidak ada keadilan yang sama di mata semua orang. karena adil adalah suatu perbuatan yang sesuai dengan kepentingan orang banyak dan bukan adil menurut kaca mata seseorang. Pengaturan ini adil bagiku karena akan menyangkut seluruh masyarakat Azura dan bukan hanya adil menurut kita sebagai istri Yang Mulia.     

Tolong untuk tidak berpikir sempit, Yang Mulia Pangeran Nizam sangat mencintai Putri Alena dan itu adalah haknya sebagai manusia. Kita bukanlah Tuhan yang bisa mengintervensi ke dalam hati seseorang. Mengapa kita tidak dapat menghargai perasaan Yang Mulia. Pada hari - hari berat dimana hari senin, selasa dan Rabu Yang Mulia akan ditemani oleh Putri Alena.     

Yang Mulia dapat bersantai bersama istri yang dicintainya setelah menempuh hari yang berat kemudian hari kamis untuk para istrinya yang lain sedangkan tiga hari sisanya yaitu hari jumat, sabtu dan minggu akan menjadi milik kita. Pada hari ini pekerjaan Yang Mulia tidak terlalu banyak sehingga Kita akan memiliki waktu yang optimal bersama dengan Yang Mulia. Aku pikir ini akan menjadi sangat adil " Kata Putri Kumari yang langsung membuat mulut Putri Nadia terdiam. Ia kalah bicara dari putri kerajaan Rajna.     

Semua kini tampak kembali menganggukan kepalanya dan saling berdiskusi satu sama lain untuk bertukar pikiran tentang apa yang diucapkan oleh Putri Kumari dan kemudian mereka menganggapnya itu sangat masuk diakal. Sehingga kemudian salah satu putri berkata untuk mewakili yang lainnya.     

"Apa yang diucapkan olehmu sangat kami terima dengan baik. Dan kami memutuskan untuk memberikan keleluasaan kepada Yang Mulia Pangeran Nizam untuk bisa mewujudkan cita - cita besar Kerajaan Azura yang sangat kami cintai. Jadi Kami menyetujui pembagian ini " Kata Mereka disambut dengan anggukan para putri yang lain.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.