CINTA SEORANG PANGERAN

Terobsesi Istri Sendiri



Terobsesi Istri Sendiri

Alena terpaku melihat Nizam berlutut di depannya dan kemudian mendekap pinggangnya lalu membenamkan mukanya di perut Alena. Nizam menangis terisak - isak di perut Alena. Air matanya bercucuran sampai menembus ke dalam kulit perut Alena. Tangan Alena kemudian bergerak perlahan mengelus kepala yang sedikit tergoncang karena tangisan itu.     

Alena kemudian menatap Cynthia yang berdiri tidak jauh dari mereka. Cynthia sama gemetarnya dengan Nizam. Ia sebenarnya hampir tidak kuat berdiri tetapi menahan diri sekuat tenaga. Saat ini Ia sangat menginginkan ada pangeran Thalal di sisinya. Tetapi pangeran Thalal sedang berada di ruangan bayi, Ia berjaga di sana sambil beristirahat untuk menyembuhkan lukanya.     

Cynthia bingung melihat Nizam menangis sambil berlutut di hadapan Alena. Apa yang ditangisi oleh Nizam sampai terlihat begitu tidak berdaya. Cynthia sama sekali tidak ingin berpikir apapun untuk saat ini. Pikirannya membeku dan kusut. Jadi yang Ia lakukan adalah berdiri dan bersender di pilar yang memang berjajar di sepanjang jalan yang mereka lalui.     

Setelah berapa saat kemudian Alena berkata dengan lembut, " Nizam, jangan menangis.. Aku minta maaf jika Aku bersalah" Kata Alena sambil mengelus kepala Nizam. Ia merasa canggung melihat Nizam menangis. Dia adalah seorang pangera putra mahkota. Bagaimana bisa dia menangis sambil berlutut di depan umum seperti ini. Apalagi ini sudah berada di luar harem dan setiap pelayan yang kebetulan lewat langsung menjatuhkan lututnya dan membuat tubuh mereka lebih rendah dari Nizam termasuk para pengawal yang kebetulan lewat.     

Alena semakin canggung melihat para pelayan dan penjaga yang semakin banyak ikut berlutut. Nizam agaknya sudah tidak perduli lagi dengan harga dirinya, Ia sangat terguncang melihat Alena hampir mati di dalam harem tadi. Ia tidak mengira kalau analisanya bisa berjalan dengan tepat.     

Sebagaimana ibunya tadinya Ia tidak mengira kalau di dalam harem akan ada kejahatan yang seperti ini. Keamanan harem sangat ketat dan tidak sembarangan orang bisa masuk. Termasuk para pelayan. Para pelayan itu adalah para putri sendiri dan para putri itu hanya diperbolehkan membawa satu orang pelayan sebagai asistennya. semua kebersihan dan pengurusan harem adalah tanggung jawab dari mereka.     

Para penjaga tidak diperkenankan masuk ke dalam area harem dan hanya berjaga di luar harem. Satu - satunya pria yang boleh masuk ke dalam harem adalah hanya Nizam. Jadi pasti pelakunya adalah salah satu dari putri itu. Dan yang paling mengerikan adalah racun yang digunakan untuk membunuh Alena adalah racun yang sangat mematikan. Dengan efek yang mengerikan.     

Bagaimana Nizam bisa tahan membayangkan kalau saja Ia tidak curiga dengan gudeg itu pasti yang meninggal sekarang adalah Alena. Dan itu membuat Nizam menjadi panik, stress dan serasa gila. Maut di depan mata Ia tidak mengenalinya. Melarang Alena memakan gudeg itu hanyalah instingnya semata dan Ia juga benar - benar tidak mengira kalau gudeg itu benar - benar teracuni.     

Nizam tidak habis pikir, Putri bodoh mana yang mencoba meracuni Alena sebegitu ceroboh. Ini benar - benar sangat mencurigakan. Kalaupun orang itu ingin Alena mati mengapa sampai begitu terang - terangan. Ini bukan seperti yang orang lain pikirkan dan Nizam merasa sangat ingin berada di sisi Arani hanya untuk bertukar pikiran dengannya. Tetapi Arani berada jauh di Amerika. Entah Ia sudah tahu atau belum berita ini. Atau entah ada disisi siapa dia sebenarnya.     

Nizam menjadi semakin merasa terguncang. padahal ini baru awal dari segala keruwetan yang akan Ia hadapi. Sebenarnya Nizam tidak keberatan kalau semua senjata terhunus kepadanya. Ia tidak takut menghadapi siapapun. Nizam akan membusungkan dadanya untuk melawan mereka. Tetapi kalau mereka sudah menyerang Alena dan melukainya maka Nizam menjadi tidak berdaya.     

"Nizam .. Kau lihat semakin banyak pelayan dan penjaga yang berlutut di depan kita. Honey.. ayo kita pergi ke kamar. Bukankah Aku berjanji akan merangkak di bawah kakimu. Asalkan kau menghentikan tangisanmu dan segera pergi Aku akan melakukan apa saja untukmu" Kata Alena akhirnya sambil memerah.      

Air mata Nizam seketika berhenti mengalir, Ia menegang di depan perut istrinya. Alena ini benar - benar keterlaluan. Di saat Ia sedang kalut bagaimana bisa Ia berkata hal seperti itu. Nizam jadi terbatuk - batuk kecil. Ia segera berdiri dan menghapus air matanya. Ketika Ia berbalik memang benar kata Alena para pelayan dan penjaga yang kebetulan lewat dan melihat Nizam berlutut mereka segera ikut berlutut agar posisi badan mereka lebih rendah dari Nizam.     

Nizam seketika merasa canggung, Ia berdehem sambil kemudian berkata dan melambaikan tangannya, " Bangun dan pergilah kalian" Kata Nizam sambil kemudian berjalan lagi menuntun Alena. Ia berjalan ke ruangan para bayi dan Pangeran Thalal. Ia ingin menyimpan Alena di sana. Berada di bawah pengawasan Pangeran Thalal.      

Orang yang Ia percayai sekarang berkurang drastis. Hanya Pangeran Thalal dan Cynthia yang Ia perkirakan dengan pasti berada di sisinya dan di sisi Alena. Nizam berhenti di sebuah pintu ruangan di dalam istananya. Istananya tidak jauh dari harem dan juga sangat dekat dengan istana utama tempat ayahnya berada. Ia sendiri belum sempat untuk menemui ayahnya yang sekarang sedang terbaring lemah di dalam kamarnya.      

Tadinya Nizam ingin menengok ayahnya sambil membawa Alena dan sikembar serta Pangeran Atha bersama Alena, Cynthia dan Pangeran Thalal. Tetapi agaknya malam ini Ia tidak sanggup kalau harus menemui ayahnya. Ia tidak ingin menimbulkan kekalutan dalam pikiran ayahnya yang sedang terbaring sakit.     

Malam ini Ia hanya ingin meringkuk di pelukan Alena sambil memandang si kembar di dalam kamarnya. Ia tidak ingin bertemu siapapun lagi. Jadi begitu Ia di depan pintu istananya. Ali dan Fuad yang kebetulan sedang berjaga di depan menemani penjaga lainnya segera berdiri dan menyambut tuannya. mereka kemudian menyuruh para penjaga pintu istana untuk membuka pintunya.     

Ali dan Fuad melihat wajah Nizam yang begitu kusut dan mereka tidak berani bertanya apapun apalagi kemudian dia melihat Cynthia yang memberikan isyarat agar mereka jangan berkata apapun. Nizam terus masuk ke dalam sambil mencekal Alena dan Ia sama sekali tidak membalas hormat para pelayan yang membungkuk dan memberikan hormat serta salam kepada Nizam.      

Hanya Alena yang membalas hormat mereka sambil kemudian berkata kepada Nizam. " Ini sudah di dalam istanamu. Kau bisa melepaskan tanganmu" Kata Alena kepada Nizam dan Nizam segera melepaskannya dan Ia kemudian melihat tangan Alena yang memerah karena Nizam terlalu keras mencekalnya.     

"Maafkan aku Alena.." Kata Nizam dengan sedih dan mengusap tangan yang memerah itu. Cynthia sampai menepuk jidatnya berkali - kali melihat tingkah Nizam yang begitu berlebih - lebihan kepada Alena. Apa ada di dunia ini, orang seperti Nizam yang begitu terobsesi dengan istrinya sendiri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.