CINTA SEORANG PANGERAN

Kita Akan Pancing Pelakunya Keluar



Kita Akan Pancing Pelakunya Keluar

" Apakah masih belum ada perkembangan ? " Kata Cynthia kepada Nizam pada saat malam hari sebelum kepergian Nizam dan Alena ke Kerajaan Rajna. Nizam menghela nafasnya dan berkata, "Aku sebenarnya ingin pergi untuk menemui Putri Mira, tetapi entahlah Aku merasa tidak enak dengan pangeran Abbash" Kata Nizam sambil meneguk minumannya.     

Cynthia sama tidak enaknya dengan Nizam, " Aku kemarin sudah sangat bersemangat ingin pergi ke ruangannya tetapi kemudia Putri Alycia bilang kondisinya semakin memburuk. Ia tidak ingin bertemu dengan siapa - siapa selain dengan Putri Alycia. Setiap melihat orang lain Ia akan mengamuk habis - habisan. Dokter juga sekarang tidak ada yang berani mendekatinya. Mau bertindak keras juga sungkan karena Ia salah satu istrimu walaupun masih belum sah. Apa mungkin kau harus menikahinya secara sah dulu baru Ia akan sembuh" Kata Cynthia lagi.     

"Bagaimana mungkin Aku bisa menikah ketika suasana sedang berkabung seperti ini? " Kata Nizam sambil merengut. Ia memang sudah mengatakan kepada Cynthia bahwa Ia akan menikahi Putri Mira tetapi sekarang masih dalam masa berkabung dan Ia tidak mungkin mempersiapkan pernikahannya dengan Putri Mira.     

"Iya benar, apalagi pembunuh Putri Kumari masih belum ditemukan. Mengapa sampai tidak ada barang bukti apapun dan para pelayan yang menaruh racun itu.." Cynthia memegang kepalanya dan berpikir dengan sangat keras.     

"Mengapa Aku khawatir sebenarnya ada barang bukti tetapi Satuan Pengaman Istana tidak membukanya untuk kita" Kata Cynthia sambil kemudian berdiri dan mondar - mandir.     

"Kau pikir SPI sudah disusupi oleh pengkhianatan juga? " Kata Nizam memancing analisa Cynthia dan mencoba menutupi sesuatu.     

"Hanya ini kemungkinan yang Aku pikirkan ketika mereka masih belum menemukan orang yang menukar obat pencahar Putri Rheina dengan racun yang mematikan. Ini di dalam harem dengan akses keluar masuk yang sangat terbatas. Kalau diluaran mungkin bisa saja kasus tidak terpecahkan mengingat luasnya dunia luar. Tetapi ini di dalam harem dengan jumlah orang - orang yang hanya sekitar 250 orang. Perempuan semua lagi.     

Sangat menggelikan kalau SPI-mu yang begitu terlatih itu masih belum bisa menemukan orang yang menukar racun di dalam kamar Putri Rhiena. Kau harus bergerak Nizam. Jangan mau dibodohi lagi" Kata Cynthia dengan geram. Ia menggigit telunjuknya sendiri.     

Nizam menggukkan kepalanya, " Aku tahu itu. Tapi Aku tidak bisa melakukannya" Kata Nizam dengan lemah.     

"Mengapa tidak bisa? Apa ini menyangkut ibumu lagi?" Kata Cynthia sambil melotot ke arah Nizam yang tampak tidak berdaya.     

"Aku curiga sebenarnya kau tahu kalau SPI-mu itu menyembunyikan sesuatu tetapi demi membela ibumu kau tutup mulut. SPI di dalam harem ada di bawah wewenang ibumu. Jika sampai ketahuan ada pengkhianatan di dalamnya maka Ibumu akan dianggap tidak kompeten dalam mengurus harem. Ini adalah aib." Cynthia tampak sedikit geram dan Nizam jadi merasa tertuduh oleh kata - kata Cynthia yang sangat tepat.     

"Nizam !! Selain kau menjadi budak cinta dari istrimu. Kau juga terlalu melindungi ibumu " Cynthia melirik ke arah Nizam yang sedikit pucat.     

"Cynthia!! "     

"Cukup !! Kau lebih memilih perang daripada membongkar persengkokolan di dalam SPI. dan Kau juga lebih memilih perang daripada menyerahkan Putri Rheina. Sebenarnya apa maksudmu ? Aku takut kau menyembunyikan sesuatu dari ku" Kata Cynthia kepada Nizam dan menatapnya dengan pandangan tajam dan menyelidik.     

"Aku masih belum yakin.. sungguh Cynthia. Ini masih belum pasti dan analisamu atau analisaku mungkin benar atau tidak" Kata Nizam membela dirinya.     

"Kalau begitu segera selidiki. Jangan dibiarkan berlarut - larut."     

"SPI sudah mengeluarkan statment bahwa tidak ada yang mencurigakan di dalam harem. Dan tuduhan tetap pada Putri Rheina"     

"Tapi kau tahu itu tidak benar! "     

"Aku tahu itu.. tapi Aku tidak bisa memeriksa SPI. itu diluar jangkauanku. Hanya Ibunda Ratu dan Ayahanda yang bisa memerintahkan penyelidikan itu. Aku masih tidak mengerti mengapa Ibunda Ratu tidak segera bertindak dan malah mempertaruhkan nyawa Putri Rheina. Aku sendiri masih kebingungan."     

"Aku mengerti dirimu Nizam, langkahmu pasti terbatas. Aku merasa kasihan kepadamu" Kata Cynthia akhirnya.     

ketika dua orang yang sedang berdebat itu akhirnya terdiam, tiba - tiba Alena datang sambil melangkah dengan gemulai dalam gaun berwarna merah yang berenda - renda sangat mewah. Ia baru menyusui ke dua anaknya. Cynthia dan Nizam hampir meleleh melihat betap cantiknya Alena.     

"Aku pikir kita bisa melakukan suatu jebakan yang bisa membongkar kejahatan yang terjadi tanpa harus mengorbankan kehormatan ibunda, dan menyelamatkan si putri ular itu dari penjara. Apa kau tahu kalau para pelayan bergosip setiap saat si ular itu meratap dari penjara dan ingin dibebaskan" Kata Alena sambil mencibir.     

"Wanita ular itu adalah kakakmu secara tingkatan istri ' Kata Nizam mengingatkan Alena. Tapi Alena langsung balik mengingatkan Nizam dengan buas.     

"Aku tidak akan pernah lupa itu. Dan tidak akan ada yang bisa memadamkan api permusuhan di antara kami. Aku lebih membencinya dibandingkan dengan istrimu yang lain' Kata Alena kepada Nizam.     

"Mengapa Kau begitu mencemburuinya?" Kata Nizam jadi balik menuduh kepada Alena.     

"Karena kau begitu memperhatikan Putri rheina di bandingkan yang lain" Kata Alena langsung membuat Nizam terdiam. Karena memang pernyataan itu sangat benar.     

"Itu karena Ia adalah istriku yang sah yang sudah kunikahi secara adat, negara dan agama. Ia memiliki hak yang sama denganmu kecuali cinta dan tubuhku" Kata Nizam kepada Alena dan Alena langsung berlari duduk dipangkuan suaminya dan langsung memeluk leher suaminya.     

"It's so nice honey.. I love you " Kata Alena sambil mencium bibir Nizam dan menghisapnya dengan buas.      

"Apa sebaiknya kalian jangan dulu mepertontonkan adegan dewasa ini dihadapan teman kalian karena aku sangat penasaran dengan perkataan Alena" Kata Cynthia kepada Nizam dan Alena. Alena langsung melepaskan ciumannya tetapi Nizam malah memagutnya lagi. Ia tidak rela Alena melepaskan bibirnya yang manis dari bibirnya.     

Alena lalu mendorong dada Nizam dengan paksa agar Nizam tidak lepas kendali. Akhirnya Nizam melepaskan ciumannya dan menatap wajah istrinya. Entah ide cemerlang apa lagi yang dimiliki istrinya. Ini menjadi hal yang sangat menarik.     

"Kita sebarkan desas desus didalam harem kalau kita sudah menemukan pelaku penukaran racun itu dan memancing pelakunya untuk keluar sendiri tanpa kita menyelidikinya." Kata Alena sambil mengelus pipi Nizam dengan lembut.     

Cynthia menatap Alena dengan takjub, " Maksudmu adalah kita akan memancing orang itu untuk mengaku sendiri perbuatannya "     

"Tentu saja. Setelah pelakunya tertangkap kita akan membuat statment ke masyarakat dan Kerajaan Rajna bahwa keberhasilan ini adalah keberhasilan Ibunda Ratu sehingga kehormatan Ibunda Ratu sebagai Ratu yang adil dan bijaksana akan tetapi terjaga." Kata Alena dengan santai.     

"Dari mana kau mendapatkan ide yang brilian ini, Alena?" Kata Cynthia.     

"Ini sangat mudah.. karena Aku pernah mengalaminya sendiri ketika kecil"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.