CINTA SEORANG PANGERAN

Sahabat Sejati Alena



Sahabat Sejati Alena

Putri Kumari tampak sangat menakuti Cynthia, wajah bule Cynthia itu sangat keras kepadanya. Mulutnya tajam dan tatapan matanya selalu sinis. Padahal Putri Kumari berusaha bersikap sebaik mungkin kepada mereka.     

Putri Kumari merasa dia adalah orang baru yang belum memiliki teman, Ia tadinya merasa akan aman berada di sisi Putri Alycia mengingat putri itu adalah anak dari Mentri Pertahanan Azura tetapi kemudian dia tahu kalau Putri Alycia ternyata lemah.     

Dia memang terlihat sangat rapuh tetapi Dia juga mengatakan walaupun Ia sangat mencintai Nizam dan ingin menjadi istrinya tetapi Ia juga tidak terlalu ingin bersaing dengan putri yang lain. Ia akan hidup seperti air mengalir. Dan Putri Kumari memutuskan untuk sedikit menjauh dari putri itu dan lebih memilih akan bersekutu dengan Alena yang terlihat begitu berharga di mata Nizam.     

Tetapi agaknya niat dia untuk mendekati Alena terhalang oleh Cynthia yang terlihat sangat judes dan galak. Ibarat Ia ingin mendekati burung merak. Burung merak itu dijaga oleh burung elang yang menakutkan. Burung itu siap mencabik – cabik siapa saja yang hendak mengganggu burung merak itu. Untungnya Cynthia tidak akan terus menerus berada di dalam harem. Dia bukanlah wanitanya Nizam berarti dia tidak berhak ada di dalam Harem. Dia harus tinggal di luar istana bersama pangeran Thalal.     

Karena tidak boleh ada seorang pun saudara Pangeran Putra mahkota yang sudah menikah tinggal di istana. Mereka harus tinggal di luar istana dan hanya boleh datang jika ada keperluan. Dan Putri Kumari berharap Alena akan menjadikan dirinya sebagai pengganti dari Cynthia.     

"Ada orang yang hendak mengambil keuntungan dari keberuntungan orang lain. Berpura – pura baik tetapi sesungguhnya hatinya tidak tulus. Aku sungguh bukan penganut paham menjadikan seorang teman sebagai batu loncatan untuk meraih sesuatu yang lebih tinggi.     

Bagaimana bisa kau akan tidur bersama suami seseorang yang akan kau anggap menjadi teman sendiri. Karena kalau kau benar ingin menjadikan Alena sebagai temanmu maka yang harus kau lakukan sekarang adalah segera angkat kaki dari harem " Kata Cynthia dengan suara perlahan tapi tajam. Suasana resmi belum berakhir. Sesi tanya jawab masih berlangsung. Ratu Sabrina dan Nizam tampak melayani para putri dengan penuh kesabaran. Membuat para putri menjadi tenang dan bahagia.     

Setiap pertanyaan mereka di jawab dengan baik oleh Ratu Sabrina dan Nizam. Apalagi jawaban Nizam yang begitu lugas dan menyejukkan. Nizam sungguh memukau hati mereka. Nizam yang terkenal kejam dan dingin itu ternyata sekarang sudah berubah menjadi sangat berbeda. Nizam lebih banyak tersenyum dan bersikap bijaksana. Sungguh Nizam akan menjadi calon raja yang begitu baik, agung dan bijaksana     

Sementara itu Putri Kumari semakin mengkerut mendengar kata – kata Cynthia, " Sa...saya tidak berani membantah kata – kata Putri Cynthia. Saya akan segera keluar dari Harem apabila Putri Alena menyuruh saya untuk keluar dari Harem" Kata Putri Kumari membuat Cynthia semakin geram. Ia tahu kalau Alena hatinya terbuat dari emas. Bagaimana mungkin Alena akan mengusir putri Kumari yang begitu baik kepadanya. Kalau mengusir Putri Rheina masih mungkin dilakukan Alena. Karena dari awal mereka memiliki dendam yang diperlihatkan terang – terangan.     

Dan memang benar, mendengar kata – kata Cynthia, Alena tampak mengerutkan keningnya, " Cynthia kau jangan berkata seperti itu. Putri Kumari sangat baik kepadaku. Kau kan tahu Aku disini tidak punya teman. Sedangkan si putri Rheina memiliki banyak sekutu. Aku tidak mau jadi bulan – bulanan di dalam harem tanpa seseorang yang akan melindungiku. Kau tidak akan tinggal di harem dan Aku akan sendirian.     

Aku tidak akan pernah mengusir Putri Kumari dari dalam Harem. Karena kalaupun dia pergi, tidak akan terlalu berpengaruh Nizam. Bukankah masih banyak putri yang lain. Jadi daripada Nizam bersama para putri yang tidak aku sukai lebih baik aku melihat Nizam bersama orang yang kusukai" Kata Alena kepada Cynthia. Cynthia langsung diam. Walaupun Ia sangat tidak menyukai Putri Kumari tetapi apa yang dikatakan oleh Alena adalah benar.     

Alena tidak memiliki teman satu orang pun di dalam Harem. Mungkin Alena akan mendapatkan teman dalam jangka waktu yang tidak lama tetapi karena kedudukan Alena paling tinggi di antara mereka maka Alena kemungkinan sulit mendapatkan teman yang kualitasnya seperti Putri Kumari. Putri Kumari sangat pandai di segala bidang dan Ia juga mampu menguasai keganasan putri Rheina yang semakin tidak masuk di akal tingkahnya.     

Hanya sikap Putri Kumari di mata Cynthia malah menimbulkan ketidak sukaan entah karena apa. Entah karena matanya yang terlihat sangat licik atau karena mimik wajahnya yang terkesan di buat – buat atau mungkin karena Cynthia merasa bahwa Alena akan memiliki teman baru selain dirinya. Cynthia menghembuskan nafasnya dengan kuat.     

"Kau benar Alena, Hanya saja Aku tidak kalau kau dimanfaatkan orang lain. Kau ini begitu polos dan baik hati. Akan banyak orang yang tidak tahu malu memanfaatkan kelemahanmu itu. Jadi Aku harap kau akan berhati – hati " Kata Cynthia sambil sedikit murung. Ia sungguh sangat khawatir dengan keadaan Alena di dalam harem. Ia harus berdiskusi banyak dengan Nizam tentang kemungkinan Alena bisa tinggal di luar harem.     

Bukankah waktu itu Nizam mengatakan kalau para istri yang sudah memiliki anak bisa tinggal di luar Harem dan memiliki kamar sendiri di istana utama. Walaupun belum memiliki istana sendiri karena Nizamnya belum menjadi raja.     

"Kau jangan khawatir Cynthia, Aku yakin putri Kumari adalah orang yang sangat baik. Kau jangan berprasangka buruk kepadanya karena hal yang belum jelas. Ingatlah kalau kau menuduhnya sembarangan maka itu di sebut dengan fitnah dan fitnah lebih kejam dari pembunuhan" Kata Alena kepada Cynthia. Cynthia menggelengkan kepalanya dan mencoba memahami perkataan Alena dan berharap bahwa sangkaannya kepada Putri Kumari bohong dan Alena yang benar.     

Cynthia berharap Putri Kumari benar – benar akan menjadi teman yang baik bagi Alena. Ia sama sekali tidak akan iri kepada Putri Kumari jika Putri Kumari akan menjadi sahabat Alena dan menggantikan dirinya. Dan itu sudah terlihat di mata Alena. Bagaimana Alena begitu mengagumi Putri Kumari dan begitu membelanya. Semua perkataan Cynthia tentang Putri Kumari dibantahnya dan Alena sudah menganggap kalau Putri Kumari adalah dewi penolongnya.     

Cynthia tidak sedih kalau kedudukannya di hati Alena akan tergantikan oleh Putri Kumari. Cynthia hanya ingin Alena berbahagia bersama Nizam bersama anak – anaknya. Ia tidak perduli posisinya di hati Alena akan berada di mana. Sepanjang Alena berbahagia maka Ia akan ikut bahagia. Cynthia mengambil tangan Alena dan meletakkan di dadanya.     

"Apapun itu Alena, Aku hanya berharap kau akan mendapatkan kebahagiaan bersama Nizam. Dan sekoga kau dijauhkan dari orang – orang yang berniat jahat kepadamu. Aku tahu kau adalah orang yang baik dan orang baik akan selalu berada di dalam lindungan Tuhan. " Kata Cynthia sambil tersenyum. Alena segera memeluk Cynthia dan mendekapnya erat. Ia sangat terharu mendengar perkataan Cynthia. Sungguh Cynthia adalah sahabat sejatinya.     

Putri Kumari hanya berani menatapnya diam - diam. Dulu Ia mendengar berita tentang persahabatan Cynthia dan Alena yang begitu indah dan Ia sama sekali tidak mempercayai ada pertemanan yang begitu tulus padahal mereka bukanlah berasal dari negara yang sama.     

Tetapi sekarang melihat bagaimana Cynthia begitu menyayangi Alena. Putri Kumari percaya bahwa persahabatan itu ada dan itu memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi putri Kumari tentang arti dari persahabatan itu seperti apa.      

Putri Kumari kemudian melirik ke arah Nizam yang kini sedang mendengarkan seorang putri yang sedang bicara panjang lebar tentang harapannya ingin segera memiliki anak dari Nizam. Dan Putri Kumari melihat kalau Nizamt tidak sungguh - sungguh mendengarkan cerita itu. Mata Nizam lebih sering mencuri - curi pandang. Dan pandangan itu kini tampak gelisah karena Ia melihat kalau Alena sedang menangis di pelukan Cynthia.     

Hati Nizam terasa sangat sakit melihat Alena menangis. Ia mencekal tepian meja yang ada di depannya. Jari - jari tangannya sampai memutih karena sakit yang Ia rasakan. Andaikan bisa, ingin rasanya Ia menarik pedang yang berada di pinggang para penjaga wanita itu lalu membabat habis semua putri yang ada di depannya dengan sekali tebas. Tapi Nizam segera mengusir bayangan itu. Ia tidak mungkin melakukan itu. Itu adalah tindakan yang sangat keji dan tidak berperikemanusiaan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.