CINTA SEORANG PANGERAN

Nizam, It\'s Hurt So Much (2)



Nizam, It\'s Hurt So Much (2)

Beberapa Jam Kemudian,     

Alena tiba-tiba terdiam, Ia kembali merasakan kram pada perutnya, keringat dingin mulai menetes membasahi pelipisnya. Cynthia melihat Alena yang sedang merasakan kesakitan, Ia lalu memegang tangan Alena dan bertanya dengan penuh rasa khawatir, " Alena, Aku panggilkan dokter yah.." Tubuh Alena tampak mengejang di atas sofa empuk. Ia lalu meminta air hangat kepada seorang pelayan. Pelayan itu tampak mengambil segelas minuman air putih hangat. Alena meneguknya untuk sekedar menekan rasa sakit.     

Ketika Cynthia mengatakan itu Alena mengangguk sambil merintih kesakitan, rasa mulas diperutnya semakin menjadi," Saakit..Cythia..." Katanya sambil mencekal tangan Cynthia dengan erat.     

Dua orang perawat segera mendatangi Alena. Dan menuntunnya ke atas ranjang pasien. Seorang perawat lainnya segera mensterilkan kamar yang disiapkan untuk bersalin Alena. Dua orang dokter wanita segera datang termasuk Dokter Desy yang memang selalu mendampingi Alena sebagai dokter pribadi.     

"Saakiiit sekali...rasanya semakin mulas.." Kata Alena sambil terus merintih. Mukanya pucat pasi dengan air mata mulai tergenang. Perutnya terasa sangat mulas. Memang dari kemarin-kemarin Ia sudah merasakan kesakitan yang sering datang tiba-tiba. Terkadang punggungnya yang sakit, terkadang pinggangnya yang terasa nyeri, atau kram pada perutnya. Tapi kali ini sakitnya terasa sangat menyiksa.     

Rasanya sangat lama menunggu dokter datang. Padahal dokter yang dikontrak Nizma secara pribadi itu selalu standby diruangan mereka. Jadi sepanjang Alena belum melahirkan anak maka mereka tidak boleh menerima pasien lain. Hanya saja Alena merasakan kedatangan mereka sangat lama. Ia merasakan waktu yang berjalan sangat lambat.     

Tidak lama kemudian dokter memeriksa keadaan kandungan Alena termasuk di USG lalu setelah beberapa lama mengobservasi, Dokter Mellisa berkata," baru pembukaan empat, Mungkin sekita malam atau pagi akan segera melahirkan." Kata Dokter Mellisa sambil menenangkan Alena yang menggeliat menahan sakit.     

"Semoga pembukaannya cepat, sehingga bayinya segera lahir," Kata dokter Desy sambil mengusap kening Alena yang berkeringat. Cynthia mengigil ketakutan disamping Alena. Alena terus merintih kesakitan sambil kemudian berkata, "Panggilkan Nizam.. Aku ingin Ia ada disisiku dan mendampingiku. " Kata Alena pada sahabatnya. Melahirkan pertama kali disebut kelahiran dara karena memang jalan lahir belum terbentuk. Ditambah bayinya kembar membuat rasa sakit kemungkinan berlipat dari kelahiran biasa.     

Untungnya ketika dilihat dari USG, posisi bayi sangat baik dengan posisi kepala di bawah, sehingga bisa melahirkan dengan normal.     

Seorang penjaga segera berlari menuju Aula. Tampak Nizam sedang memberikan penjelasan tentang pentingnya menerapkan prinsip manajemen dalam mengambil keputusan. Para Manajer, general manager, direktur dan CEO memperhatikan Nizam dalam menjelaskan materi. Mereka tampak menyukai gaya Nizam menjelaskan tentang materi memanajemen. Bahasanya runtut, luwes dan terperinci. Gayanya yang elegan serta wajahnya yang tampan membuat penampilannya semakin enak dipandang.     

Suara nya juga tegas dan berwibawa, Sinar mata yang memancar, berapi-api saat menjelaskan membuat para Manajer enggan memalingkan wajahnya. Mereka semua terpukau dan terhanyut. Nizam juga menjelaskan tentang bagaimana menghadapi tantangan para pesaing yang selalu berusaha mencari celah kelemahan kita.     

Melihat betapa seriusnya Nizam menjelaskan membuat Pengawal yang akan memberi tahu tentang berita Alena melahirkan menjadi ragu-ragu masuk. Ia terdiam di depan pintu masuk menunggu waktu yang tepat untuk masuk. Ia sama sekali tidak berani nyelonong masuk.     

Sementara itu Alena masih merasakan kesakitan yang menyiksanya ketika pembukaan naik perlahan dari pembukaan empat menjadi lima. Mules yang dirasakan Alena untuk pertama kalinya membuat Alena tidak henti-hentinya berteriak, mengaduh dan menangis. Ia memanggil-manggil Nizam yang tidak kunjung datang.     

"Nizam, where are you? Aduuh...sakiit..Nizam It's hurt so much" Alena melihat ke arah pintu. Ia mencari sosok Suaminya untuk membantu meredam rasa sakit yang mendera sekujur tubuhnya. Bahkan tubuhnya secara refleks mulai ingin mengedan karena efek kontraksi.     

"Yang Mulia, mohon jangan mengedan dulu karena belum saatnya" Kata perawat sambil membantu mengelus punggung Alena yang terasa sangat panas. Alena semakin menangis, rasa sakitnya semakin membuat Ia tersiksa. Bukankah Alena memang manja dan tidak tahan rasa sakit. Ia menahan sekuat tenaga agar tidak ngeden karena dilarang oleh Dokter tapi Alena tanpa sadar malah terus mengeden. Ia ingin segera mengeluarkan bayi-bayinya agar Ia dapat segera terbebas dari rasa sakit.     

"Nizam...Nizam..ini sakit...sakit..sekali..Aku tidak tahan.." Alena meraung-raung membuat Cynthia ikut gugup.     

"Bagaimana ini? Bagaimana?? Mengapa Nizam belum datang juga. Alena tenanglah..." Kata Cynthia sambil menghapus keringatnya sendiri yang ikut bercucuran. Alena mencekal pergelangan tangan Cynthia dengan erat.     

"Ini Saaakit..Akh..." Alena kembali ingin ngeden.     

"Yang Mulia mohon bersabarlah. Jangan dulu ngeden..."     

"Astaghfirullah..Ya Alloh mengapa ini sangat menyakitkan. Panggilkan Nizam!!! Nizam!!!" Alena kembali memanggil suaminya.     

Seorang Dokter kemudian kembali mengecek ukuran bukaan Alena. "Masih belum yang mulia. Masih bukaan 6. Masih belum naik-naik." Kata dokter gillbert pada Dokter Ana.     

"Memangnya harus sampai bukaan berapa?? Ini sudah sangat menyakitkan. Nizam..Kau lagi-lagi membuat Aku kesakitan. Auch... anak-anak tolong jangan buat Ibundamu menderita seperti ini." Alena lagi-lagi meraung.     

Alena melihat ke arah pintu. Ia menunggu Nizam datang. "Mengapa Nizam masih belum datang. Aku ingin memeluknya...Aaakh... Cynthia Aaduuh..ini sangat sakit.. Saaakit..." Alena mencekal tangan Dokter Desy.     

"Alena tenanglah, Aku akan pergi ke Aula. Akan Aku seret Ia ke hadapanmu" Kata Cynthia dengan kesal. Lalu Ia berjalan keluar dari ruangan melahirkan menuju Aula tempat Nizam mengadakan pertemuan. Ia sangat kesal dengan Nizam yang tidak kunjung datang.     

Cynthia akhirnya berdiri,"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.