CINTA SEORANG PANGERAN

Arani Menjadi Tameng Cynthia



Arani Menjadi Tameng Cynthia

Nizam menganggukan kepalanya. Ia tahu apa maksud dari Arani sehingga Ia melambatkan jalan mobilnya. Arani kembali pindah duduknya ke belakang dan menarik Cynthia ke dalam pelukannya.     

"Maafkan hamba Yang Mulia " Kata Arani sambil kemudian Ia mendekap Cynthia dengan erat menggunakan tangan kanannya sedangkan tangan kirinya bersiap membuka pintu. Keringat mengalir deras. Cynthia yang tidak terbiasa dengan ketegangan seperti ini merasakan perutnya sedikit mual. Jangankan Cynthia, Nizam sendiri belum pernah setegang ini. Selama ini Ia merasa hidup dengan aman di Amerika tanpa siapapun yang mengenalnya kecuali Chief Jeremy dan Mr. Arescha.     

Menjadi mahasiswa biasa tanpa siapapun yang tahu identitas yang sebenarnya. Seharusnya dulu Nizam kokoh dengan pendiriannya dan tidak pernah tergoda oleh wanita. Sudah enam tahun Ia berada di Amerika dan berhasil menahan pandangan terhadap wanita. Dan kemudian datang Alena merusak semua pertahanannya.      

Ketegangan hidupnya dimulai sejak Ia mengenal Alena dan kemudian menikah dengan Putri Rheina. Dan kemudian pernikahan dengan dua putri lainnya yang masih kontraversi sampai sekarang walaupun secara hukum dan adat Nizam mau tidak mau harus mengakuinya. Karena sesuai hukum adat kerajaan siapapun wanita yang masuk ke dalam haremnya otomatis sudah menjadi istri dari Putra Mahkota atau Raja.     

Hanya Alena satu – satunya wanita yang Ia nikahi tanpa masuk ke dalam harem terlebih dahulu. Dan Ketegangan hidup Nizam dimulai sejak Ia menyelamatkan kehormatan Alena dari tangan George lalu terbukanya identitas Nizam di tempat kuliah dan semakin banyak persoalan yang muncul gara – gara Alena.     

Nizam tahu kalau hidupnya akan penuh dengan gejolak mengingat situasi di kerajaannya sendiri juga tidak terlalu aman. Menjadi putra mahkota satu - satunya dari permaisuri bukan berarti Ia terlepas dari rongrongan suadara tirinya. Ia tidak terlalu dekat dengan saudara tiri dari istri - istri sah Ayahnya apalagi anak dari selir Ayahnya yang sangat banyak. Kecuali dengan Pangeran Thalal dan Pangeran Husen.      

Tetapi siapa sangka ketegangan hidupnya sudah dimulai saat Ia berada di Indonesia dan di Amerika. ternyata bukan hanya Kerajaan yang menjadi masalah untuknya. Kehadiran Alena di sisinya juga menimbulkan masalah yang seakan tiada pernah habis.     

Nizam bukannya tidak tahu tentang ramalan kedatangan wanita Asia yang akan merubah segalanya. Tetapi ketika dia mencintai Alena tidak pernah sedikitpun ingantannya tentang ramalan itu. Dan yang Nizam tahu adalah kejahatan Pangeran Barry tidak lebih dari ambisinya untuk menjadi penguasa dari seluruh kerajaan Aliansi dan ingin menyingkirkannya.     

Nizam tahu diantara Pangeran Abbash dan Pangeran Barry. Jauh lebih berbahaya Pangeran Barry karena Pangeran Barry menginginkan Alena untuk memuluskan ambisinya menjadi penguasa sedangkan Pangeran Abbash mencintai Alena dengan setulus hati.     

Nizam menatap kaca spion untuk memastikan kesiapan dari Arani. Arani sendiri lalu menatap Nizam sebentar. Lalu mulutnya komat – kamit berdoa memohon keselamatan. Ia menarik nafas panjang dulu. Tangan kirinya bersiap di pegangan pintu dan kemudian Ia berkata, " Begitu hamba berkata sekarang maka Yang Mulia harus cepat meloncat. Karena mobil ini akan segera meledak " Kata Arani memastikan sekali lagi.     

Nizam memegang setirnya dengan erat. Ia menganggukan kepalanya lalu bersiap. Ekor matanya tetap mengawasi setiap gerakan Arani. Ia tidak akan lengah sedikitpun. Sesuai kata Arani kalau alat picu bom-nya ada pada setiap pintu dan dikendalikan oleh gerakan mobil itu sendiri. Jadi Nizam tetap menjalankan mobilnya dengan perlahan sampai Arani meloncat keluar.     

"Bismillah.. sekarang Yang Mulia ..." Kata Arani sambil kemudian membuka pintu mobil dan kemudian meloncat keluar sambil menarik Cynthia keluar lalu mendekapnya. Tubuh Arani lansung menghantam kerasnya jalan karena Ia sengaja membuat tubuhnya menyentuh jalan terlebih dahulu untuk melindungi tubuh Arani.     

Cynthia menjerit ketakutan dan kaget. Ia Lalu merasa tubuh Arani berguling dan memutar tubuhnya sehingga tubuhnya sendiri berada dibawah tubuh Arani. Cynthia mendengar suara ledakan yang sangat kuat. Cynthia memejamkan matanya dan dia kemudian merasakan tubuh Arani terhentak ke depan. Dan nafas Arani terhembus ke mukanya. Cynthia menggigil ketakutan tidak berani membuka matanya. Tetapi kemudian Ia merasakan tubuh Arani terkulai di atas tubuhnya.     

Sementara itu Nizam yang bersiap ketika melihat Arani meloncat. Ia segera membuka pintu mobil dan ikut meloncat keluar. Begitu Ia meloncat mobil itu langsung meledak menimbulkan suara yang sangat kuat memekakkan telinga.     

Nizam menjatuhkan tubuhnya menghindari pecahan mobil yang berterbangan ke segenap arah. Tubuh Nizam merapat ke atas tanah dan terhindar dari pecahan mobil. Tetapi tidak begitu dengan Arani. Karena Tubuh Arani melindungi Cynthia posisinya jadi lebih tinggi dari yang lain sehingga ada bagian pecahan mobil yang menghantam punggungnya. Darah seketika mengalir deras. Hal ini juga yang menyebabkan tubuh Arani terkulai di atas tubuh Cynthia.     

Nizam belum tahu kalau tubuh Arani terluka. Ia masih tiarap di atas tanah dan kemudian dia mendengar Cynthia menjerit, berteriak memanggil nama Arani. Nizam segera merangkak karena asap masih tebal dan Ia juga tidak berani berdiri. Ia tidak tahu apakah akan ada ledakan susulan atau tidak. Sehingga Ia lebih memilih merangkak untuk menjauhi dulu sumber dari ledakan. Setelah beberapa lama. Nizam baru berdiri dan segera berlari ke arah Cynthia.     

Nizam terpaku berdiri dengan lutut yang hampir lemas melihat Cynthia menangis menggerung – gerung sambil memeluk tubuh Arani yang berlumuran darah.     

"ARANII... BANGUN !!! ARANI !!! Apa yang terjadi, Ya TUHAAN.... Nizam tolong Aku " Cynthia menangis meraung – raung sambil memeluk tubuh Arani yang tidak bergerak.     

 Nizam langsung menjatuhkan tubuhnya berlutut di hadapan Arani. Ia tidak mampu berkata apapun. Matanya nanar menatap tubuh Arani yang terkulai lemas. Nizam bahkan tidak kuasa menggerakan lidahnya. Ia hanya berlutut gemetar melihat Arani.     

Setelah beberap saat. Ia langsung memeluk Arani, mendekapnya dan mulai menangis. " Arani.. please.. jangan tinggalkan Aku. Cukup Edward saja yang membuat hatiku luka. Kau adalah singa Azura. Kau harus kuat Arani.. Bangunlah. Buka matamu! " Kata Nizam sambil menangis, merintih dan lalu meraung bagaikan srigala yang terluka.     

Arani sama sekali tidak merespon apapun, matanya terpejam rapat dengan muka pucat pasi. Tangannya terkulai lemas disamping tubuhnya. Melihat Arani tidak meresponnya, Nizam jadi berteriak penuh amarah.     

"BANGUN ARANI!! Aku Pangeran Putra Mahkota memerintahkanmu untuk bangun. Bangun !! " Kata Nizam sambil berteriak – teriak.     

Cynthia hanya terisak – isak dengan hati yang sangat sakit. Ia sangat terluka karena dirinya. Arani jadi terkena pecahan bagian mobil. Arani menjadi tameng bagi tubuhnya. Bagaimana bisa Ia menerima semua ini.     

Mata Cynthia menjadi kabur. Ia tidak mampu menangis lagi. Ia merasa dadanya sangat sakit dan kemudian dia lalu terkulai pingsan.     

Melihat Cynthia ambruk terkulai, Nizam segera menghentikan tangisannya. Bagaikan tersadar dari mimpi buruknya. Ia segera menghentikan pendarahan dari tubuh Arani dan kemudian meletakan tubuh Arani bertelengkup untuk menghindari tertekannya pecahan partial mobil yang menusuk punggungnya. Ia juga tidak berani menarik pecahan itu karena takut mengakibatkan robekan lebih dalam.     

Nizam kemudian memeriksa Cynthia. Ia juga khawatir kalau Cynthia terluka juga. Tetapi sesaat Ia merasa lega karena ternyata pada tubuh Cynthia tidak ditemukan luka apapun. Nizam lalu berdiri dan mengamati sekitarnya. Beberap mobil yang melintas tampak menepikan mobilnya karena di depan ada mobil yang rusak parah akibat ledakan. Mereka segera turun dari kendaraan dan mulai mendekati Nizam. Sebagian mengeluarkan handphonenya menghubungi polisi.     

Hari mulai terang dan tidak lama terdengar sirine mobil polisi meraung – raung bersama mobil ambulan. Nizam menjadi sangat lega melihat ambulan datang. Ia segera membantu mengangkat tubuh Arani ke dalam mobil ambulan.     

Nizam melihat Chief Jeremy yang datang setelah mobil ambulan mengankut Arani dan Cynthia ke rumah sakit. Chief Jeremy turun dari mobil dan segera menyuruh Nizam naik ke atas mobilnya. Tanpa bertanya sedikitpun, Chief Jeremy menyuruh sopirnya untuk mengikuti mobil ambulan.     

Nizam duduk di samping Chief Jeremy dengan pandangan kosong. Ia masih terlihat begitu linglung. Ia tidak tahu apakah Arani dapat diselamatkan atau tidak. Chief Jeremy menghela nafasnya. Ia lalu menggelengkan kepalanya. Ia sangat prihatin dengan nasib sahabatnya ini. Kejadian hari ini benar – benar di luar dugaan. Dan sangat mengerikan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.