Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Bunga Anggrek



Bunga Anggrek

"Ayah, kalau saja ayah tidak berniat menjodohkan Nadine dengan pria lain, Bu Hana tidak akan meminta tolong pada Salim Mawardi. Harris adalah pria yang bertanggung jawab. Kamu juga mengenalnya sejak kecil. Ia dan Nadine saling mencintai satu sama lain. Lebih baik kita tidak berhubungan dengan Keluarga Mawardi. Bagaimana kalau orang-orang di luar sana mengira bahwa Nadine adalah dinikahkan dengan Halim Mawardi? Bagaimana pun juga, tidak ada orang yang tahu bahwa Harris adalah anak Salim Mawardi," Aiden berusaha memperingatkan kasus terburuk yang mungkin terjadi.     

"Kakek, aku rasa paman benar. Semua orang di luar sana tahu bahwa Keluarga Mawardi hanya memiliki satu anak laki-laki, yaitu Halim. Kalau Keluarga Atmajaya mengumumkan hubungannya dengan Keluarga Mawardi, semua orang akan mengira bahwa Nadine menikah dengan Halim," kata Nico.     

Nadine langsung terlihat panik saat mendengarnya. "Kakek, kita semua tahu bahwa Salim Mawardi datang untuk meminta ijin menikahkan Harris dengan aku. Tetapi bagaimana kalau tiba-tiba saja istrinya menipu kita dan memaksaku untuk menikahi Halim. Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak mau menikah dengan pria lain …"     

Harris menggenggam tangan Nadine lebih erat, "Jangan khawatir. Aku tidak akan membiarkan ini terjadi."     

Bima mendengus dengan dingin. "Aku akan membasmi keluarga mereka kalau mereka berani melakukan itu."     

"Reputasi Nadine sangatlah penting. Kalau Salim Mawardi tidak berniat mengakui Harris sebagai putranya di depan umum, maka pernikahan antara Keluarga Atmajaya dan Keluarga Mawardi juga tidak boleh diumumkan," kata Aiden dengan tenang.     

"Kalau begitu, biarkan Nadine dan Harris bertunangan dulu. Setelah itu kita bisa merencanakan rencana selanjutnya," Ivan baru saja tiba di sana. Ia bisa mendengarkan obrolan keluarganya dari luar.     

"Kak …" Aiden langsung menyapanya.     

Dulu, hubungannya dengan Ivan sangatlah buruk karena adanya sosok Imel di antara mereka.     

Aiden membenci Imel atas apa yang telah wanita itu lakukan pada keluarganya, terutama pada ibunya. Ia takut Ivan, anak Imel, juga sama seperti ibunya.     

Tetapi Ivan berbeda dengan Imel.     

Ia tidak menginginkan apa pun dari Keluarga Atmajaya, selain kasih sayang keluarga. Ia hanya ingin ayah dan saudara-saudaranya.     

Ketika Aiden tidak bisa bekerja di Atmajaya Group, Ivan mengurus semuanya tanpa ada niatan untuk menggulingkan Aiden dari jabatannya.     

Saat mengetahui bahwa Anya sedang berada di rumah sakit, Ivan langsung datang mengunjungi.     

Ivan adalah pria yang baik. Tidak peduli apa pun yang ibunya lakukan, Ivan sama sekali tidak bersalah dan tidak bertanggung jawab atas perbuatan ibunya.     

Mungkin benar ibu Aiden sudah meninggal, dan juga kakaknya. Tetapi semua itu adalah perbuatan Imel dan juga Heru. Sekarang, kedua orang tersebut telah mendapatkan ganjarannya.     

Dan mulai sekarang hingga seterusnya, Keluarga Atmajaya akan menjadi lebih rukun.     

Jadi, ketika Ivan muncul di depan pintu kamar Anya, Aiden langsung menyapanya, tidak lagi bersikap dingin seperti dulu.     

Nico juga bangkit berdiri dan menghampiri Ivan. "Paman!"     

Nadine melihat buket yang Ivan bawa dan langsung membantunya untuk menerima buket itu. "Bibi, Paman Ivan membawakan bunga anggrek untukmu. Cantik sekali."     

Anya melihat bunga anggrek yang indah itu sambil tersenyum. Buket itu sangat besar, bahkan hanya tidak bisa menghitung berapa batang bunga yang ada di sana. Buket itu pasti sangat mahal!     

"Kak Ivan, terima kasih. Bunganya cantik sekali." Anya menerima buket itu dari tangan Nadine. Kemudian, ia sengaja bertanya pada Nadine. "Nadine, apakah kamu tahu ini anggrek jenis apa?"     

Nadine menggaruk-garuk kepalanya dan tidak bisa mengingat jenis anggrek itu. Ia sering membantu Diana mengurus tamannya dan pernah melihat bunga yang sama. Tetapi di matanya, semua jenis anggrek sangatlah mirip. "Aku tidak tahu. Memangnya ada berapa macam anggrek di dunia ini?"     

"Tentu saja ada banyak jenis anggrek di dunia ini. Ini adalah anggrek bulan," Anya memandangi bunga itu dengan mata berbinar.     

Ivan ikut tersenyum melihat senyum di wajah Anya. Sejak kecil, Anya tumbuh dikelilingi bunga. Kalau masalah bunga, Anya paling memahaminya.     

Yang membuatnya lebih senang lagi, Aiden dan Anya menyambut kedatangannya dengan sangat hangat.     

Ivan seperti merasa kembali ke masa lalu, saat ia menjadi sosok seorang kakak yang akan selalu melindungi Anya. Kali ini, bukan hanya Anya saja yang harus ia lindungi, tetapi juga Aiden, adiknya sendiri.     

"Ivan, kamu datang! Nico dan Tara masih sibuk dengan pekerjaan mereka dan ingin menunda pernikahan mereka padahal persiapannya sudah hampir selesai. Untung saja undangannya belum disebarkan. Bagaimana kalau kamu dulu yang menikah dengan Raisa?" kata Bima dengan tiba-tiba.     

"Raisa masih terlalu muda. Kami tidak mau menikah terlalu cepat. Kami berencana untuk …"     

"Muda apanya? Raisa dan Anya kan seumuran. Anya saja sekarang sudah mau melahirkan, tetapi Raisa masih ingin bermain-main. Kamu juga sudah tidak muda lagi. Adikmu sudah mau punya anak. Ayah mengkhawatirkanmu," kata Bima dengan cemas.     

"Aku bertunangan dengan Raisa hanya untuk Nico. Aku tidak mau hubungan Nico dan Tara berakhir karena skandal mereka. selain itu, Raisa juga tidak mencintaiku. Setelah kita menikah, kita tidak tinggal bersama dan tidak berhubungan sama sekali. Kita bisa mengakhiri pertunangan ini dengan menggunakan alasan kesehatanku seperti dua tahun lalu …" kata Ivan.     

"Ivan! Kamu menggunakan alasan kesehatanmu untuk mengakhiri pertunanganmu dengan Keara. Sekarang Raisa juga mau menggunakan alasan yang sama. Bagaimana pendapat orang di luar sana? Siapa yang mau menikah denganmu kalau begini?" Bima merasa sangat marah sehingga napasnya terasa sedikit berat. Kalau di sana tidak ada banyak orang, mungkin ia sudah memukul Ivan dengan menggunakan tongkat jalannya.     

Anya memandang ke arah Aiden. Dengan tatapan polos di matanya, ia memohon pada Aiden untuk membantu Ivan, sama seperti Aiden membantu Harris tadi.     

Aiden memahami tatapan itu. Siapa suruh istrinya semanis ini, membuatnya tidak bisa menolaknya? Untuk menyenangkan hati Anya, Aiden akan melakukan apa pun.     

"Ayah, pernikahan adalah suatu hal yang sangat penting dan akan berlangsung seumur hidup. Kalau Kak Ivan tidak menyukainya, jangan paksa dia," kata Aiden.     

"Kakek, apakah kakek merasa Raisa cocok untuk keluarga kita?" Nico juga membantunya.     

"Raisa anak baik. Walaupun ia kekanakan, ia masih bisa dididik," Bima sebenarnya tertarik dengan latar belakang Keluarga Mahendra, bukan pada Raisa.     

"Kalau Raisa tidak menyukaiku, apakah ayah setuju untuk membatalkan pertunangan ini?" tanya Ivan.     

"Raisa tidak akan mau. Ia menyukaimu," kata Bima.     

Wajah Ivan sedikit berubah mendengarnya. Sementara itu, Nico langsung tertarik mendengar gosip baru ini. "Apakah Raisa yang mengatakannya?"     

"Irena bilang bahwa Raisa bekerja di Atmajaya Group sebagai sekretarismu? Ia terus berada di sisi Ivan, tentu saja lama kelamaan ia akan jatuh cinta," kata Bima sambil tersenyum.     

Semua orang di ruangan itu memahami bahwa Irena lah yang berasumsi demikian, tetapi belum tentu sesuai dengan kebenarannya.     

Wanita seperti Raisa tidak akan pernah menyukai pria pendiam seperti Ivan.     

"Ayah, mengenai masalah pernikahan, tolong hormati keputusan dari pihak-pihak yang bersangkutan," kata Ivan dengan suara yang lebih rendah.     

Melihat wajah putranya yang semakin tidak enak, Bima tahu bahwa ini bukan saat yang tepat untuk mendesak Ivan.     

Awalnya, Ivan bertunangan dengan Raisa hanya untuk membereskan masalah yang disebabkan oleh Nico. Sekarang, kalau ia dipaksa untuk menikahi wanita yang tidak dicintainya, itu benar-benar tidak adil.     

"Kondisi Anya masih belum pulih. Aku tidak bisa kembali ke perusahaan untuk sementara waktu. Masih ada banyak hal yang harus diurus oleh Kak Ivan. Setelah Anya melahirkan, aku bisa kembali ke perusahaan dan membantu kakak. Saat itu, kita bisa membicarakan mengenai rencana pernikahan kakak," Aiden memandang ke arah Anya yang terlihat kelelahan. "Ayah, terlalu banyak orang di ruangan ini membuat Anya lelah. Akan lebih baik kalau Anya bisa beristirahat. Ayah juga harus istirahat."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.