Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Twin Transfusion Syndrome



Twin Transfusion Syndrome

"Maafkan aku karena telah mengubah hasil tes DNA yang kalian lakukan. Anya sangat sensitif mengenai keluarga. Aku tidak mau kalau Anya mendonorkan livernya. Saat itu ia sudah hamil dan aku tidak mau ia merelakan anak di dalam kandungannya. Tolong pahami kondisiku," Aiden meminta maaf pada Galih dengan tulus.     

Meskipun ia adalah suami Anya, sebenarnya ia tidak berhak untuk mengubah hasil tes DNA Anya tanpa sepengetahuan siapa pun. Tetapi pada saat itu, Aiden takut …     

Ia takut Anya akan melakukan sesuatu yang bisa menyakiti dirinya sendiri …     

Ia takut kehilangan Anya …     

Ia takut kehilangan anak mereka ...     

"Aku paham. Kalau aku tahu saat itu Anya sedang hamil, meski ia bukan anakku sekali pun, aku tidak akan membiarkan ia mendonorkan livernya," Galih sama sekali tidak terlihat marah meski Aiden sudah melakukan sesuatu yang lancang.     

Bagaimana pun juga, Aiden melakukan semua itu karena memikirkan kondisi Anya, bukan karena keegoisannya yang tidak berdasar.     

"Dokter bilang kalau Indah tidak mau menjalani operasi, ia hanya bisa bertahan paling lama tiga bulan saja. Terima kasih sudah bersedia menemuinya hari ini. Aku akan berusaha membujuknya agar ia segera mau dioperasi. Setelah bertemu dengan Anya, aku yakin semangat Indah untuk bertahan hidup akan kembali muncul," kata Galih dengan penuh terima kasih.     

Aiden menerima ucapan terima kasih itu dan membalasnya dengan sebuah anggukan.     

"Ada hal lain yang harus aku katakan padamu. Aku sudah menangkap asisten Keara. Ditambah lagi, saat memeriksa Tony, aku menemukan banyak hal. Aku tidak bisa melepaskan Keara begitu saja setelah semua yang ia lakukan. Kalau kamu berniat membantunya, aku tidak keberatan harus melawanmu. Aku hanya ingin mengingatkan padamu bahwa melindungi Keara sama saja dengan melukai hati Anya," Aiden memberitahu secara terang-terangan pada Galih bahwa keinginan Galih untuk melihat kedua putrinya hidup dengan akur adalah mimpi belaka.     

Semua yang Keara lakukan kepada Anya sudah di luar batas wajar.     

Ditambah lagi, setelah tahu bahwa Anya saudaranya pun, Keara tidak berhenti mencoba melukai Anya.     

Saat ini adalah saatnya bagi Galih untuk memilih salah satu di antara putrinya.     

Dengan kemampuan Galih, sebenarnya ia bisa membantu Keara dari masalah apa pun. Tetapi harga yang harus dibayarnya sangat mahal.     

Kalau ia membantu Keara, itu sama saja dengan melawan Aiden. Ditambah lagi, itu akan melukai hati Anya dan mungkin Anya tidak akan mau bertemu dengan mereka lagi.     

"Aku mengerti. Aku tidak akan menghentikanmu. Sejak kecil, aku sudah mengajari Keara bahwa ia harus bertanggung jawab terhadap perbuatannya. Kali ini, sudah saatnya ia menerima pelajaran atas semua perbuatannya," kata Galih sambil menghela napas panjang.     

Ia merasa gagal menjadi seorang ayah. Gagal mendidik putrinya ...     

"Sebelum Anya melahirkan, Keara akan terus berusaha untuk mencelakainya. Aku berniat menggunakan bukti-bukti yang aku dapatkan untuk menjebloskannya ke dalam penjara. Aku harap kamu tidak membantunya untuk keluar dari penjara," kata Aiden.     

Wajah Galih sedikit membeku mendengarnya. Meski ia tidak berniat membantu Keara, bukan berarti ia akan mengabaikannya begitu saja. Ditambah lagi, saat ini Keara sedang hamil.     

Galih pikir Aiden akan sedikit berbelas kasih dan membiarkan Keara melahirkan terlebih dahulu sebelum memenjarakannya. "Aku tahu Keara bersalah. Tetapi anak di dalam kandungannya tidak berdosa. Anak itu adalah anakmu. Apakah kamu tega membiarkan anak itu lahir di penjara?"     

"Anak itu bukan anakku. Aku hanya ingin menjaga Anya. Aku tidak mau sampai ada sesuatu yang terjadi pada Anya," kata Aiden dengan ekspresi serius. Ia benar-benar berniat membuat Keara mendekam di dalam penjara selamanya.     

"Biar aku yang mengurusnya. Aku tidak akan membiarkan Keara menyakiti Anya. Aku tidak seperti Deny yang membiarkan Natali berkeliaran dan menyakiti orang lain setelah keluar dari rumah sakit jiwa," Galih berjanji pada Aiden. Ia tidak tega membiarkan Keara melahirkan di dalam penjara. Tidak peduli apa pun yang telah Keara lakukan, anak di dalam kandungannya tetap lah cucu Galih.     

Ia tidak akan membiarkan cucunya yang tidak berdosa lahir di tempat yang tidak layak.     

Aiden menghela napas panjang dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia tidak berniat untuk membujuk Galih lebih lanjut. Kalau Galih memang mau melawannya, ia akan menerima tantangannya.     

"Aku dan Anya harus segera pulang," Aiden tidak ingin tinggal di sana lebih lama lagi.     

Anya dan Indah sedang berbincang-bincang saat Aiden tiba-tiba masuk dengan wajah yang murung. Ia langsung mengajak Anya untuk pulang. Karena begitu terburu-buru, Anya bahkan hanya sempat berpamitan sekilas saja.     

Di perjalanan pulang, Anya berulang kali melirik wajah Aiden yang mendung. "Apa yang kamu bicarakan dengan Paman Galih? Mengapa kamu marah?"     

"Aku sudah menangkap asisten Keara. Uang 100 juta yang dikirimkan ke rekening perawat rumah sakit itu juga berasal dari rekening asisten Keara. Aku sudah memiliki cukup bukti. Selain itu, aku juga mendapatkan banyak bukti mengenai Tony. Untuk mengurangi hukumannya, aku memprediksi bahwa Tony akan memberitahu apa yang Keara lakukan …" kata Aiden.     

"Entah mengapa aku mendengar kata 'tetapi' setelah ini," kata Anya dengan suara pelan.     

"Keara sedang hamil. Galih tidak akan ikut campur dalam masalah ini, tetapi ia tidak tega membiarkan Keara melahirkan di penjara. Kalau Keara tertangkap, ia akan mengajukan penangguhan penahanan karena kondisinya yang sedang hamil," kata Aiden dengan kesal.     

Anya tertawa mendengarnya, "Aku terlalu emosi saat bilang bahwa aku ingin Keara melahirkan di penjara. Aku tahu Paman Galih tidak akan membiarkan putri kesayangannya menderita. Sepertinya permintaanku itu terlalu berlebihan."     

"Kalau Keara tidak berada di penjara, ia akan terus mencoba untuk melukaimu. Itu yang aku khawatirkan," Aiden menghela napas panjang.     

"Aku juga anak mereka. Aku yakin mereka akan mengurus Keara. Ditambah lagi, Keara adalah penjahat. Meski ia bisa keluar dari penjara untuk melahirkan anaknya, para polisi pasti akan memperhatikan gerak-geriknya. Ditambah lagi, aku masih punya kamu yang bisa melindungiku," kata Anya.     

Aiden memeluk Anya dengan erat. "Aku tidak pernah setakut ini. Aku tidak mau kehilangan kamu."     

Aiden khawatir terhadap kondisi fisik Anya.     

Sejak awal ia tahu bahwa kesehatan Anya tidak cukup baik. Ketika ia tahu bahwa istrinya sedang mengandung anak kembar, alih-alih senang, Aiden lebih merasa khawatir.     

Ia sudah berkonsultasi pada dokter mengenai kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada anak mereka. Setelah menjalani pemeriksaan, Aiden menemukan bahwa ada kemungkinan bahwa anak yang dikandung oleh Anya mengalami Twin Transfusion Syndrome.     

Salah satu bayi mereka bisa mengalami gagal jantung karena kelebihan darah, sementara yang lainnya mungkin tidak akan bisa bertahan.     

Setelah mendapatkan hasil pemeriksaan itu, dokter menyarankan agar Anya harus segera dirawat di rumah sakit.     

Tetapi Keara tiba-tiba saja datang dan ingin menyakiti Anya.     

Aiden benar-benar ingin mematahkan leher Keara. Kalau ia masih sama seperti Aiden yang dulu, mungkin Aiden sudah membunuhnya berulang kali.     

Tetapi Aiden yang sekarang adalah suami Anya dan ayah dari dua anak. Ia memiliki kelemahan dan kekhawatirannya sendiri. Bagi wanita gila seperti Keara, tidak ada gunanya mengotori tangannya sendiri.     

Dua anaknya sekarang sedang dalam kondisi yang kurang baik. Ia tidak mau mengotori tangannya dan mendapatkan karma buruk dalam hidupnya. Ia hanya bisa berharap dan berdoa pada Tuhan agar istrinya dan kedua anaknya baik-baik saja.     

Dalam seminggu ini, semua orang sedang menanti hasil tes Nadine.     

Aiden terus memperhatikan kondisi Anya setiap hari dan memutuskan untuk memberitahunya mengenai hal ini setelah hasil tes Nadine keluar.     

Hari ini, setelah bertemu dengan Indah, ia berniat untuk membawanya ke rumah sakit.     

Anya bisa merasakan suaminya sedang banyak pikiran. Akhir-akhir ini, pikiran Anya sedang terfokus pada Nadine. Ia tidak menyadari bahwa kening suaminya terus berkerut karena memikirkan sesuatu.     

Akhirnya ia bertanya pada Aiden, "Apakah kamu sedang menyembunyikan sesuatu dariku?"     

Aiden mengangguk, tidak berusaha menutupinya lagi.     

"Bukankah kita sudah berjanji, kalau ada sesuatu kita harus menghadapinya bersama-sama?" kata Anya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.